Nama: Rizki Ramadhoni
N.P.M: 16210147
Kelas: 2-EA-21
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Selama
hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju
pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan
nasional. Para ekonom
dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang
menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya
sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi
(economic growth). Pada setiap
akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan
data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat
pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
“Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam
kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini.
Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan
di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan
tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan
pendapatan nasional.
Mengingat
konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara
luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau
juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan
output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan
masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita
dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan
berorganisasi dan manajemen.
B. Perumusan Masalah
Beradasarkan
latar belakang di atas, ternyata memang beda antara pertumbuhan ekonomi dengan
pembangunan ekonomi. Hal yang akan dibahas di sini adalah apa
sajakah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan
upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara
tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan
ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah
satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih
menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita.
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per
kapita
yang terus-menerus dalam jangka panjang.
A.1 . TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi 2 :
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
A.Frederich list (1789- 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich
listber adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien
(teori tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi dibagi 4 sebagai berikut :
1) Masa berburu dan mengembara
Pada masa ini manusia belum memenuhi
kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sendiri
2) Masa berternak dan bertanam
Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga
mereka bermata pencaharian bertanam
3) Masa Bertani dan kerajinan
Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil
memelihara tanaman yang mereka
tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan.
4) Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan.
Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha
sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri
berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
B. Karu Bucher (1847- 1930)
Tahap Perekonomian dapat dibagi menjadi 4
1) Rumah tangga tertutup
2) Rumah tangga kota
3) Rumah tangga bangsa
4) Rumah tangga dunia
1) Rumah tangga tertutup
2) Rumah tangga kota
3) Rumah tangga bangsa
4) Rumah tangga dunia
C. Werner sombart (1863- 1947)
1) Prakapitalisme (Varkapitalisme)
2) Zaman
kapitalis madya (buruh kapitalisme)
3) Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
4) Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus)
3) Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
4) Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus)
D. Walt Whitmen Rosfow (1916- 1979)
1) Masyakart
tradisional (Teh Traditional Society)
2) Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
3) Lepas landas cake off)
4) Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
5) Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)
2) Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
3) Lepas landas cake off)
4) Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
5) Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)
2.Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasik
E. Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi
suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi
(penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada
pertumbuhan ekonomi.
A.2 . UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Apakah alat yang bisa digunakan untuk
mengetahui adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara? Menurut M. Suparko dan
Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir
yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan
ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan
kesejahteraan penduduk.
2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupakan ukuran yang elbih
tepat karean telah memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat
diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.
3. Pendapatan Per jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju
dibandingkan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per
jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di
negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.
A.3 MODEL –
MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Harrord Domar
Keadaan “ Steady – State Growth
Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar
adalah model pertumbuhan yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi
negara-negara maju, model itu merupakan perkembangan langsung
teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang menjadi teori jangka panjang.
Pada model Harrod-Domar investasi
diberikan peranan yang sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai
pengaruh kembar. Di satu sisi investasi mempengaruhi
permintaan agregat di sisi lain investasi mempengaruhi kapasitas produksi
nasional dengan menambah stok modal yang tersedia.
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan
kapasitas
produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang
disebutnya sebagai “ Pertumbuhan
ekonomi yang mantap(steady-state growth) “efek permintaan yang ditimbulkan dari
penambahan investasi harus selalu
diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh
pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu
sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang
mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila
pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan
terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age).
Di samping itu Harrod mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu
terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi
nasional menuju ke arah depresi atau inflasi sekular.
Karena itu Harrod melambangkan keseimbangan ekonomi tersebut sebagai keseimbangan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali
tergelincir semuanya akan menjadi hancur (jadi
keseimbangan yang tidak stabil).
Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod
walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara
kedua model itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut
mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam modelnya. Karena itu
kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang
yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya
kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena
adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi
yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Model
Neo-Klasik sebagaimana dikemukakan oleh Solow (juga Swan) mencoba memperbaiki kelemahan model Harrod-Domar dengan mengolah asumsi yang
mengenai fungsi produksi yang digunakan, dari fungsi
produksi dengan proporsi tetap, menjadi fungsi produksi
dengan proporsi yang variabel.
Berbeda
dengan visi Harrod-Domar yang suram dan menakutkan visi teori Neo-Klasik
adalah visi yang menggembirakan dan serasi dengan proses ekonomi
yang otomatik dan mekanistik. Kelemahan pokok teori
Neo-Klasik adalah dihilangkannya peranan pengharapan para
pengusaha yang dalam teori Keynes menduduki peranan sentral.
B. HAL-HAL
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Akumulasi Modal
Akumulasi
modal (capital accumulation)
terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan
diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin,
peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu negara (yakni, total
nilai riil “neto” atas seluruh barangmodal produktif secara
fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya
peningkatan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif
yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi
penunjang yang disebut investasi “infrastuktur” ekonomi dan
social. Di samping investasi yang bersifat langsung
banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk menginvestasikan
dana dalam berbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan
kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan
membawa dampak posiyif yang sama terhadap manusia.
Segenap kegiatan yang dijelaskan di
atas merupakan bentuk-bentuk investasi yang
menjurus ke akumulasi modal.
2. Pertumbuhan
Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan
penduduk da pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan pendududuk) secara tradisional dianggap
sebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti
akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan
penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domesticnya. Meskipun demikian, kita masih mempertanyakan apakah
begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di
Negara-negara berkembang (sehingga banyak diantara mereka
yang mengalami kelebihan tenaga kerja) benar- benar akan
memberikan dampak positif, atau justru negatif, terhadap pembangunan
ekonominya.
Sebenarnya, hal tersebut (positif atau negativenya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi) sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem perekonimian yang bersangkutan untuk menyerap
dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja
tersebut. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut
dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau factor_faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan
administrasi.
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi (technological
progress) bagi kebanyakan ekonom merupakan
sumber
pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling
sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara
baru atau perbaikan atas cara-cara lamadalam menangani
pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam
jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang
bersifat netral (neutral
technological progress), kemajuan teknologi yang hemat
tenaga kerja (labor-
saving technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-
saving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi
apabila
teknologi
tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama.
Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja
(semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan
output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa
sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja
(artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita
memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga
kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis,
bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak
tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan
modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan
teknologi yang
hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress).
Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal
(capital-saving technological
progress) merupakan
fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hamper semua
penelitian
dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal.
Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja
tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal
merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan
teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja.Kemajau n
teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)
terjadi
apabila penerapan teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan menggunakan
videotape, televise, dan media komunikasi elektronik
lainnya di dalam kelas, proses belajar bias lebih lancar
sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi
yang meningkatkan modal (capital-augmenting technological progress). jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan
teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan
bajak baja dalam produksi pertanian.
B.1. MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Posisi Negara-negara berkembang dewasa ini dalam banyak hal berbeda
dengan yang dimiliki oleh Negara-negara maju pada saat
lepas landas ke arah era pertumbuhan ekonomi modern.
Dalam kondisi awal tersebut, paling tidak terdapat delapan perbedaan penting yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan
syarat-syarat terlaksanya pembangunan ekonomi modern.
Kedelapan butir perbedaan yang utama dan yang perlu dianalisis
lebih lanjut itu adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan
kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia.
2. Perbedaan
pendapatan per kapita dan tingkat GNP dibandingkan negara –negara lainnya
di dunia.
3. Perbedaan iklim.
4. Perbedaan
jumlah penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya.
5. Peranan sejarah migrasi internasional.
6. Perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional.
5. Peranan sejarah migrasi internasional.
6. Perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional.
7. Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah dan
teknologi dasar.
8. Stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga
politik dan sosial.
Oleh karena itu agar bisa meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat dilakukan upaya perbaikan di
segala bidang dan mengeluarkan berbagai macam kebijakan
yang pro terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda - beda
tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung
dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari
penduudknya. Jika pendapatan Negara
itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi
sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata
– rata maka pertumbuhna ekonominya juga rendah.
Beberapa ahli ekonomi mengemukakan
pertumbuhan ekonomi dengan persepsi yang berbeda – beda. Seperti pada
alitan klasik an Neo klasik. Sebagai contoh nya : Robert
Solow mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian tekonologi
modern dan hasil / output. Dan masih banyak lagi tokoh –
tokoh yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi dalam arti
yang berbeda – beda.
Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang
ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada
kesejahteran rakyat banyak. Oleh karena itu negara terus
memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga –
harga kebutuhan pokok seperti minyak yang katanya bisa menjadikan lebih baik
tingkat perekonomian kita.
B. Saran
Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan penjelasan
sebagai
berikut :
1. Beberapa negara sedang berkembang
mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber
yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah
yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan
ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat
diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor
pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta
melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital
dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang
diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil
akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor
swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian.
Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan
program pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan,
irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas
komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan
program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat
(sekor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema
kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti
telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di
negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya
bias menabung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar